Menjadi Vegan Atau Vegetarian: Motivasi dan Pengaruh

This post has been translated from English to Indonesian. You can find the original post here. This translation was made possible with support from World Animal Protection courtesy of a grant from the Open Philanthropy Project.
Latar belakang
Ketika berbicara tentang diet vegan dan vegetarian, alasan orang untuk memilih diet tersebut adalah yang paling banyak dipelajari. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa motivasi perlindungan kesehatan, lingkungan, dan hewan adalah yang paling umum di Amerika Serikat (Faunalytics, 2014)—meskipun tidak selalu sama di negara lain (misalnya, India, Vietnam, Belanda). Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan motivasi etis cenderung akan menjadi vegan/vegetarian lebih lama daripada mereka yang memiliki motivasi kesehatan (Faunalytics, 2014 ; Hoffman et al., 2013). Dalam studi ini, kami menyelidiki hubungan antara motivasi yang berbeda dengan kesuksesan dari waktu ke waktu. Kami berharap untuk mereplikasi temuan tentang motivasi yang paling umum dan untuk menemukan, dengan cara yang sama, bahwa orang dengan motivasi perlindungan hewan akan lebih berhasil dalam transisi mereka.
Selain motivasi itu sendiri, kita juga bisa memikirkan sumber dari motivasi tersebut: apakah motivasi itu didorong oleh diri sendiri atau merupakan motivasi eksternal. Penelitian sebelumnya yang berfokus pada perilaku kesehatan telah menunjukkan bahwa orang lebih mungkin untuk mencapai dan mempertahankan tujuan yang mereka pilih untuk alasan yang didorong oleh diri sendiri (intrinsik) daripada tujuan yang mereka pilih untuk menyenangkan orang lain (Williams et al., 1996). Dalam studi ini, kami memperkirakan bahwa hal yang sama juga berlaku untuk menjadi vegan/vegetarian. Misalnya, bahkan untuk dua orang dengan motivasi yang sama, seperti perlindungan hewan, kita akan mengharapkan orang yang melihat motivasi itu sebagai bagian penting dari siapa mereka untuk menjadi lebih sukses dalam tujuan mereka daripada orang yang hanya ingin persetujuan dari orang lain.
Motivasi umum seperti kekhawatiran tentang kesehatan atau lingkungan hanyalah satu cara untuk memikirkan alasan untuk menjadi vegan/vegetarian. Yang mendasari motivasi eksplisit tersebut adalah orientasi psikologis yang dikenal sebagai spesiesisme: keyakinan bahwa manusia lebih berharga daripada anggota spesies lain. Spesiesisme diasosiasikan dengan veganisme/vegetarianisme. Misalnya, Caviola et al. (2018) menunjukkan bahwa vegetarian kurang spesiesis dibandingkan dengan non-vegetarian. Namun, kami tidak memiliki bukti yang jelas tentang mana yang datang pertama. Apakah orang mau menjadi vegan/vegetarian karena mereka tidak terlalu spesiesis, atau apakah menjadi vegan/vegetarian untuk membuka diri mereka terhadap pemikiran anti-spesiesis sehingga mereka menjadi kurang spesiesis dari waktu ke waktu? Ini adalah salah satu pertanyaan yang kami selidiki dalam studi ini.
Pada akhirnya, selain hal umum dan psikologis, kami juga perlu mempertimbangkan kejadian spesifik yang dapat memengaruhi orang untuk menjadi vegan/vegetarian, mulai dari menonton dokumenter tentang penderitaan hewan hingga mengikuti saran dokter untuk mengurangi konsumsi daging. Para peneliti telah mempelajari berbagai intervensi yang dirancang untuk mempengaruhi atau meningkatkan motivasi orang untuk menjadi vegan/vegetarian karena alasan tertentu (contohnya, Mathur et al., 2021). Hal ini merupakan hal yang benar di antara para advokat hewan, yang mengidentifikasi dan mendorong alasan-alasan tersebut merupakan bagian utama dari advokasi diet. Dalam laporan ini, kami mempertimbangkan bagaimana pengaruh spesifik ini memiliki keterkaitan dengan kesuksesan.
Peserta
Studi ini melibatkan 222 anggota masyarakat umum di Amerika Serikat dan Kanada, yang semuanya telah mulai beralih ke diet vegan atau vegetarian dalam dua bulan terakhir.
Bagian yang menjelaskan tentang Tingkat Komitmen di laporan pertama menunjukkan bahwa lebih dari 90% sampel mengatakan bahwa mereka mungkin atau pasti akan melanjutkan perubahan pola makan baru mereka secara permanen. Oleh karena itu, sampel ini harus dianggap sebagai sampel yang paling mewakili orang-orang yang telah bergerak melampaui minat atau keinginan sederhana untuk berubah ke tahap di mana mereka siap untuk secara aktif berusaha meraih tujuan vegan/vegetarian mereka. Tahapan perubahan akan dibahas lebih detail di bagian Motivasi Umum pada tab Kesimpulan.
Temuan Utama
- Motivasi yang didorong oleh diri sendiri untuk menjadi vegan/vegetarian dapat menjadi pendorong kesuksesan yang kuat. Motivasi yang digerakkan oleh diri sendiri datang dari dalam diri seseorang, seperti nilai-nilai pribadi atau identitas moralnya, sedangkan motivasi eksternal mencakup hal-hal seperti perasaan tertekan untuk berhasil yang disebabkan oleh orang lain. Orang yang memiliki kedua sumber motivasi tersebut cenderung menjadi orang yang paling sukses: Misalnya, 70% orang yang mendapat nilai tinggi pada motivasi diri dan motivasi eksternal pada awal penelitian telah memenuhi atau melampaui tingkat sasaran konsumsi produk hewani mereka di bulan keenam, dibandingkan dengan 59% dari semua peserta. Walaupun hal ini menunjukkan bahwa kedua sumber motivasi tersebut dapat mendorong kesuksesan, penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa motivasi eksternal dinilai lebih buruk untuk pemeliharaan tujuan jangka panjang, jadi kami menyarankan untuk menekankan motivasi yang didorong oleh diri sendiri jika memungkinkan, seperti yang dijelaskan di bagian Rekomendasi di bawah ini.
- Peserta menjadi kurang spesiesis setelah menjadi vegan, dan peserta yang lebih sukses mencapai tujuan vegan/vegetarian mereka mengalami pengurangan spesiesisme terbesar. Selama enam bulan pertama dalam diet vegan/vegetarian yang baru, spesiesisme orang-orang menurun secara signifikan. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang paling sukses dalam diet mereka. Sementara orang yang menjadi vegan/vegetarian cenderung menjadi anti-spesiesis dibandingkan dengan populasi umum, rata-rata hanya 1,8 pada skala 1 sampai 5, rata-rata turun menjadi 1,5 selama enam bulan penelitian.
- Paparan terhadap pengalaman advokasi hewan cenderung meningkatkan keberhasilan konsumsi orang pada diet baru mereka, terlepas dari apakah kesejahteraan hewan merupakan motivasi utama mereka atau bukan. Yaitu, orang-orang yang pernah melihat media yang tidak menyenangkan tentang hewan ternak (42%), menonton film dokumenter (36%), dan/atau menerima informasi dari kelompok advokasi hewan (21%) semuanya lebih unggul dalam mencapai tujuan mereka yang berkaitan dengan konsumsi produk hewani selama enam bulan kedepan, bahkan dengan mempertimbangkan motivasi umum dan tingkat keberhasilan dasar mereka. Sebaliknya, orang-orang yang menerima informasi dari seorang selebriti atau influencer (23%) cenderung menjauh dari tujuan konsumsi mereka daripada mereka yang tidak. Pengaruh spesifik lainnya mungkin juga penting meskipun tidak masuk urutan teratas dalam studi ini.
- Mempelajari fakta tertentu juga dapat meningkatkan keberhasilan konsumsi, tetapi konteksnya penting. Sekitar setengah dari orang-orang (51%) yang telah mempelajari tentang bagaimana hewan ternak diperlakukan dengan buruk, dan kami menemukan bahwa pengalaman ini dapat mengurangi keberhasilan jika itu adalah satu-satunya pengaruh, tetapi asosiasi negatif itu cenderung menghilang ketika dijalani bersamaan dengan pengaruh lainnya. Lebih dari dua pertiga orang (68%) telah mempelajari tentang manfaat kesehatan dari pola makan plant-based, yang kami temukan bahwa hal tersebut memiliki hubungan positif dengan kesuksesan, tetapi manfaat itu cenderung menghilang jika mereka juga memiliki pengalaman berpengaruh lainnya. Sebaliknya, mempelajari tentang perasaan hewan ternak (yang telah dilakukan oleh 31% orang) tampaknya hanya membantu jika dikombinasikan dengan pengaruh lain—jika dipelajari sendiri, hal tersebut tidak memiliki efek yang jelas pada kesuksesan.
- Secara keseluruhan, 42% perjalanan vegan/vegetarian seseorang dimotivasi oleh kesehatan, 20% oleh perlindungan hewan, dan 18% oleh kepedulian terhadap lingkungan. Namun, motivasi umum ini tidak berpengaruh pada kesuksesan seseorang dengan diet mereka. Sama dengan penelitian sebelumnya, motivasi kesehatan adalah alasan paling umum untuk menjadi vegan/vegetarian. Sementara, studi Faunalytics 2014 menemukan bahwa orang-orang dengan kesehatan sebagai satu-satunya motivasi mereka cenderung meninggalkan diet mereka, studi saat ini menunjukkan walaupun orang-orang itu mungkin telah mencoba veganisme/vegetarianisme dengan cara yang tidak berkomitmen, orang-orang yang telah berkomitmen untuk itu hampir tidak mungkin untuk meninggalkan diet terlepas dari motivasi utama mereka.
Rekomendasi
- Beri dorongan kepada orang-orang untuk menemukan dan mengembangkan motivasi yang muncul dari diri sendiri. Mereka tidak hanya terkait dengan tingkat keberhasilan yang lebih besar dalam mengikuti diet vegan/vegetarian, tetapi juga dengan komitmen untuk tetap berpegang pada diet tersebut, dan penelitian dari bidang lain telah menunjukkan bahwa ketika suatu tujuan didorong oleh diri sendiri, tujuan itu lebih mungkin untuk dicapai dan dipertahankan. Misalnya, Anda mungkin dapat membantu orang untuk mengidentifikasi nilai-nilai pribadi atau moral mereka yang dinilai sejalan dengan tujuan mereka, atau mengapa hal itu dapat membuat mereka merasa senang untuk mencapainya. Cobalah untuk menghindari gagasan untuk terlihat baik di mata orang lain atau untuk memenuhi harapan orang lain.
- Beri dorongan secara halus kepada orang-orang yang sudah termotivasi untuk menjadi vegan/vegetarian karena alasan kesehatan atau alasan lingkungan untuk mempelajari tentang manfaat dari tindakan mereka bagi hewan juga. Pengalaman yang lebih berdampak seperti yang dijelaskan dalam Temuan Utama #3 di atas kemungkinan besar dapat membantu, dan dapat dinilai sebagai motivasi tambahan untuk membantu mereka agar tetap fokus pada tujuan mereka. Hal ini penting karena seperti yang kita ketahui dari studi Faunalytics 2014, banyak orang yang menyerah setelah mencoba menjadi vegan/vegetarian. Membantu orang mempertahankan perubahan perlu menjadi bagian dari dukungan yang ditawarkan oleh para advokat.
- Saat mengadvokasi veganisme, vegetarianisme, atau pengurangan, jangan gunakan pesan kesehatan saja, tetapi gunakan secara bersamaan dengan pesan tentang perlindungan hewan dan/atau lingkungan. Kesehatan adalah motivasi utama yang paling umum untuk menjadi vegan/vegetarian, jadi menyebutkan manfaat kesehatan dapat mendorong lebih banyak orang untuk mencoba veganisme. Tetapi pada saat yang sama, motivasi kesehatan saja tidak baik untuk penjagaan diet vegan/vegetarian, jadi gunakan pesan-pesan itu bersamaan dengan informasi tentang manfaat bagi hewan dan lingkungan—dan pertahankan itu saat mereka mengambil langkah pertama untuk memulai perjalanan vegan/vegetarian mereka. Menyarankan agar mereka mencari media tentang peternakan pabrik, film dokumenter, atau materi advokasi hewan lainnya yang mungkin cukup efektif.
Laporan Lain Dari Studi Ini
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyediakan data yang konkrit bagi para advokat tentang bagaimana cara membantu para vegan/vegetarian baru untuk mempertahankan perubahan gaya hidup mereka. Laporan ini adalah laporan kedua dalam seri tiga bagian yang akan keluar dari penelitian ini.
- Laporan pertama berfokus pada tingkat keberhasilan secara keseluruhan dan menjelaskan berbagai cara orang beralih ke veganisme/vegetarianisme.
- Laporan ketiga, yang akan datang dalam beberapa bulan, akan berfokus pada pertanyaan penting tentang efektivitas dari berbagai strategi yang dibuat untuk mengatasi hambatan seseorang untuk tetap menjadi vegan/vegetarian.
Proyek ini telah menghasilkan sejumlah besar data, yang semuanya akan diunggah di Open Science Framework setelah kami menyelesaikan analisis dan publikasi kami sendiri. Sementara itu, jika Anda memiliki pertanyaan tambahan yang berkaitan dengan penelitian dan ingin kami pertimbangkan, silakan hubungi [email protected].
Tim Peneliti
Penulis proyek ini adalah Jo Anderson (Faunalytics) dan Marina Milyavskaya (Universitas Carleton). Namun, proyek ini memakan usaha yang besar dan tidak dapat terjadi tanpa dukungan dari banyak individu dan organisasi lainnya.
Kami sangat berterima kasih kepada relawan Faunalytics Renata Hlavová, Erin Galloway, Susan Macary, dan Lindsay Frederick atas dukungan dan bantuan mereka dalam proyek ini, serta mahasiswa Carleton Marta Kolbuszewska dan puluhan advokat hewan yang membantu dalam perekrutan. Kami juga sangat berterima kasih kepada VegFund, Animal Charity Evaluators, dan Social Science and Humanities Research Council (SSHRC) yang telah mendanai penelitian ini. Dan terakhir, kami berterima kasih kepada semua responden survei kami atas waktu dan tenaga mereka.
Peninjauan Metode
Proyek ini berfokus pada pengalaman vegan dan vegetarian baru di Amerika Serikat dan Kanada. Peserta diminta untuk menyelesaikan survei ketika mereka mendaftar untuk berpartisipasi, serta enam survei lanjutan yang dikirim setiap bulan selama enam bulan ke depan.
Demografi peserta kami cukup mewakili populasi umum, tetapi kami juga mempertimbangkan hasil deskriptif agar lebih mendekati populasi Amerika Serikat. Untuk penjelasan lebih detail tentang metode studi, lihat laporan pertama.
Keterwakilan, Pertimbangan, Dan Pengurangan
Sampel untuk penelitian ini berjumlah 222 peserta, yang dinilai lebih dari cukup oleh analisis kekuatan yang telah didaftarkan sebelumnya untuk mendeteksi efek signifikan dalam analisis regresi yang kami gunakan untuk menyelidiki pertanyaan penelitian utama kami. Meskipun jumlah sampelnya lebih kecil daripada yang biasa Anda lihat di banyak studi Faunalytics, sampel yang lebih besar umumnya digunakan untuk studi di mana salah satu tujuan utamanya adalah untuk memperkirakan statistik dari suatu populasi. Sampel berjumlah sekitar 1.000 orang memberikan margin kesalahan sebesar 3,1%, sedangkan studi saat ini memiliki margin kesalahan sebesar 6,6%. Meskipun menjadikan perkiraan statistik populasi sebagai tujuan utama bukan merupakan hal yang bagus, sampel yang lebih kecil diperlukan untuk pertanyaan penelitian utama kami, seperti yang telah disebutkan di atas. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang margin kesalahan di bagian Saran Penelitian di situs web kami.
Untuk memastikan bahwa sampel ini mewakili vegan/vegetarian baru sebanyak mungkin, kami mengikuti rencana pra-registrasi untuk membandingkannya dengan sampel yang jauh lebih besar ( n = 11.399) vegan/vegetarian dari studi Faunalytics tahun 2014. Kami senang menemukan bahwa sampel saat ini sudah cocok dengan sebagian besar demografi tersebut, tetapi untuk memaksimalkan keterwakilan, kami memberi pertimbangan pada hasil deskriptif untuk dicocokkan.
Secara keseluruhan, 65% peserta telah menyelesaikan seluruh studi. Kami memeriksa karakteristik orang-orang yang meninggalkan penelitian dan tidak menemukan bukti perbedaan yang signifikan antara orang-orang yang menyelesaikan dan tidak menyelesaikannya (atrisi diferensial). Pemeriksaan ini dijelaskan secara rinci dalam laporan pertama.
Kesimpulan
Sumber Motivasi
Selain jenis motivasi yang mendorong orang untuk menjadi vegan/vegetarian, penting juga untuk mengetahui dari mana motivasi itu berasal. Dalam studi ini, kami menemukan bahwa sumber motivasi yang didorong oleh diri sendiri dan sumber motivasi eksternal dikaitkan dengan semakin dekatnya seseorang dengan tujuan konsumsi produk hewani mereka. Namun, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa motivasi yang didorong oleh diri sendiri cenderung lebih baik untuk mencapai dan mempertahankan tujuan seseorang (Williams et al., 1996). Jadi, jika advokat mencari rekomendasi di antara keduanya, kami sangat menyarankan untuk mendukung orang-orang yang sedang berada dalam proses pengembangan motivasi yang didorong oleh diri sendiri. Misalnya, Anda mungkin dapat membantu orang lain untuk mengidentifikasi cara agar tujuan diet mereka selaras dengan nilai-nilai yang telah mereka pegang atau bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri. Bahkan jika ada seseorang yang saat ini tidak mau menjadi vegetarian atau vegan, membantu mereka melihat keselarasan antara mengurangi konsumsi produk hewani dengan tujuan atau identitas tersebut dapat membantu mereka menjadi kurang spesiesis dan mengurangi konsumsi produk hewani mereka di masa depan.
Sumber motivasi eksternal—seperti menjadi vegan/vegetarian untuk memperbaiki penampilan fisik atau memenuhi harapan orang lain—masih dikaitkan dengan keberhasilan konsumsi, jadi Anda tidak perlu secara aktif menjauhkan orang dari hal tersebut. Namun, seperti yang telah disebutkan di atas, sumber eksternal mungkin kurang membantu untuk mencapai dan mempertahankan tujuan (Williams et al., 1996). Sangat mudah untuk melihat bagaimana hal ini bisa menjadi kasus untuk tujuan seperti penurunan berat badan berdasarkan penampilan, di mana veganisme hanyalah sarana untuk mencapai tujuan dan dapat dengan mudah diganti dengan diet atau pendekatan lain untuk mencapai tujuan yang sama. Jika tidak ada alasan yang berasal dari diri sendiri untuk mengikuti veganisme/vegetarianisme, lebih mudah untuk menghentikannya demi strategi yang bersaing.
Spesiesisme Dan Perluasan Lingkaran Moral
Dalam sampel orang-orang yang berkomitmen pada gagasan menjadi vegan/vegetarian ini, tingkat awal spesiesisme sudah rendah dibandingkan dengan populasi umum, bahkan semakin rendah selama enam bulan pertama atau lebih sepanjang masa transisi ke pola makan baru mereka. Selanjutnya, orang-orang yang lebih berhasil menghilangkan produk hewani mengalami penurunan terbesar dalam tingkat spesiesisme mereka selama enam bulan.
Hal ini menunjukkan dua hal: Pertama adalah hal yang sudah jelas, bahwa menganggap hewan lebih setara dengan manusia dapat membuat orang lebih mungkin untuk menghilangkan produk hewani dari makanan mereka. Masalahnya adalah membuat orang menganggap hewan lebih setara dengan manusia adalah tugas yang sulit, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang belum terjawab oleh penelitian. Namun, poin kedua adalah langkah menuju jawaban itu.
Para peneliti dan advokat sering merujuk pada paradoks daging: gagasan bahwa banyak orang yang memakan daging dan menikmatinya, tetapi tidak menikmati pemikiran tentang hewan yang dibunuh untuk dimakan. Faunalytics telah berkali-kali menulis tentang fenomena ini dan cara orang merasionalisasi perilaku paradoks mereka (contoh, Benningstad & Kunst, 2020; Earle et al., 2019; Kunst & Hohle, 2016; Piazza et al., 2015; Tian et al., 2016).
Kemungkinan alasan mengapa sulit meyakinkan orang untuk memperluas lingkaran moral mereka untuk memasukkan hewan non-manusia adalah karena paradoks daging. Singkatnya, pemakan daging sangat termotivasi untuk mempercayai bahwa hewan non-manusia dinilai kurang penting daripada manusia itu sendiri, karena mereka ingin terus memakannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang memutuskan untuk menjadi vegan/vegetarian karena alasan yang tidak terkait dengan etika hewan—yang menggambarkan 80% peserta kami yang mengatakan bahwa motivasi terkuat mereka adalah kesehatan, lingkungan, atau hal lain—membuat transisi yang sukses dari produk hewani berarti mereka tidak perlu lagi merasionalisasikannya dan karena hal tersebut dapat mengurangi spesiesis. Dengan kata lain, kami menyarankan agar para advokat mendorong orang untuk menjadi vegan/vegetarian karena alasan apa pun dan membantu mereka untuk tetap seperti itu, karena begitu mereka melakukannya untuk sementara waktu, mereka cenderung akan menganut pemikiran anti-spesiesis.
Pengaruh Spesifik
Menjadi spesifik itu penting. Data dari penelitian ini menunjukkan pentingnya untuk tidak hanya memiliki alasan menjadi vegan/vegetarian tetapi juga memiliki banyak pengaruh spesifik yang semuanya mengarah pada veganisme/vegetarianisme. Pengaruh positif yang paling menonjol adalah menonton dokumenter, melihat media yang tidak menyenangkan tentang hewan ternak, dan mendapatkan informasi dari kelompok advokasi hewan, sementara mendapatkan informasi untuk selebriti dan influencer tampaknya mengurangi keberhasilan. Secara lebih umum, hal ini menunjukkan bahwa para advokat harus mendorong orang-orang yang sudah termotivasi untuk menjadi vegan untuk terus meneliti, terutama jika perlindungan hewan bukanlah tujuan utama mereka. Mereka dapat meningkatkan motivasi yang sudah mereka miliki dengan sumber informasi tambahan, yang dapat secara eksplisit dinilai sebagai rekomendasi berbasis bukti untuk membuat mereka tetap termotivasi untuk menuju tujuan mereka.
Mungkin terasa kurang efektif untuk terus bekerja dengan seseorang yang sudah aktif menjalani diet vegan daripada berfokus untuk menemukan orang baru untuk dipengaruhi. Namun seperti yang kita ketahui dari studi Faunalytics 2014, banyak orang yang menyerah setelah mencoba untuk menjadi vegan/vegetarian, dan membantu orang untuk mempertahankan perubahan perlu menjadi bagian dari dukungan yang ditawarkan oleh para advokat. Dalam waktu dekat, hal ini dapat disajikan sebagai informasi yang praktis dan menyenangkan, memberikan motivasi tambahan, dan menunjukkan bahwa pilihan seseorang dapat membantu dalam lebih dari satu cara. Dalam jangka panjang, hal ini dirancang untuk memperkuat keputusan dan membuat orang tetap menjadi vegan/vegetarian.
Motivasi Umum: Hewan, Lingkungan, Atau Kesehatan?
Motivasi umum untuk menjadi vegan/vegetarian—seperti perlindungan hewan, kekhawatiran terhadap lingkungan, atau tujuan kesehatan—mendapatkan banyak perhatian dari para advokat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan motivasi etis cenderung menjadi vegan/vegetarian lebih lama daripada mereka yang memiliki motivasi kesehatan (Faunalytics, 2014; Hoffman et al., 2013). Namun, dalam penelitian ini, yang berfokus pada orang-orang yang telah berkomitmen pada transisi diet mereka, kami menemukan bahwa motivasi umum bukanlah prediktor signifikan dari tingkat keberhasilan seorang individu dalam mengikuti diet vegan/vegetarian.
Jika kita melihat transisi ke veganisme/vegetarianisme melalui lensa Model Transteoretikal (Bryant et al., 2021), seorang individu melewati beberapa tahap: dari prakontemplasi (ketika mereka bahkan tidak mengetahui bahwa veganisme/vegetarianisme adalah sebuah pilihan), ke kontemplasi (mempertimbangkan untuk menjadi vegan/vegetarian), ke persiapan (memutuskan untuk menjadi vegan/vegetarian dan mencobanya), tindakan (secara aktif mencoba menjadi vegan/vegetarian), dan pemeliharaan (berusaha untuk menghindari kemunduran). Individu dalam studi kami direkrut selama fase persiapan atau tindakan transisi ke veganisme/vegetarianisme—baik yang akan memulai atau baru saja melakukannya.
Penelitian kami saat ini dan sebelumnya tentang masalah pemeliharaan dan pengabaian vegan menunjukkan bahwa motivasi umum seseorang lebih penting dalam tahap kontemplasi dan persiapan perubahan daripada tahap tindakan dan pemeliharaan lanjutan. Yaitu, ketika Anda membaca tajuk utama yang mengatakan bahwa beberapa persentase orang yang menjadi vegan/vegetarian karena alasan kesehatan menyerah, sangat penting apakah kita berbicara tentang orang-orang yang telah “menjadi vegan/vegetarian” dan sudah mencobanya (tahap persiapan) dibandingkan orang-orang yang telah “menjadi vegan/vegetarian” dan mereka sudah berkomitmen untuk tetap menjadi vegan/vegetarian (tahap tindakan).
Studi Faunalytics 2014, yang menemukan bahwa 84% vegan/vegetarian mengabaikan diet mereka, mendefinisikan veganisme dan vegetarianisme sehingga siapa pun yang telah mencoba salah satu diet tersebut untuk jangka waktu tertentu dapat disertakan. Studi saat ini, yang memperkirakan tingkat pengabaian antara 9% dan 43% (lihat laporan pertama), dari awal digambarkan sebagai studi dengan jangka waktu enam bulan. Penjelasan ini mungkin membuat orang yang hanya “mencoba” diet untuk tidak jadi berpartisipasi, karena mereka tidak pernah bermaksud untuk melakukan diet tersebut selama enam bulan atau lebih. Dengan kata lain, persentase orang yang meninggalkan veganisme/vegetarianisme jauh lebih tinggi jika kita memasukkan mereka yang berada dalam tahap persiapan daripada hanya mereka yang telah mencapai tahap tindakan.
Apa artinya hal ini bagi orang-orang yang mengadvokasi pola makan plant-based? Singkatnya, menggunakan pesan kesehatan saja mungkin bukan strategi yang baik, tetapi bisa dan harus digunakan bersamaan dengan perlindungan hewan dan/atau pesan lingkungan. “Harus” karena kesehatan adalah motivasi utama yang paling umum untuk menjadi vegan/vegetarian dan pesan kesehatan dapat mendorong lebih banyak orang untuk mencoba veganisme/vegetarianisme. Namun, studi Faunalytics tahun 2014 menemukan bahwa kesehatan sebagai satu-satunya motivasi tidak baik untuk pemeliharaan diet, jadi jika Anda hanya fokus pada kesehatan, orang-orang yang Anda yakinkan untuk mencoba veganisme/vegetarianisme mungkin tidak bertahan untuk jangka panjang.
Oleh karena itu, kami menyarankan Anda untuk menggunakan pesan kesehatan yang berhubungan dengan informasi tentang manfaat pilihan vegan/vegetarian seseorang terhadap hewan dan lingkungan—dan teruskan hal itu saat mereka mengambil langkah pertama dalam perjalanan vegan/vegetarian mereka. Seperti yang sudah disebutkan di bagian Pengaruh Spesifik, video tentang kenyataan yang tidak menyenangkan dari peternakan pabrik, dokumenter, dan berbicara dengan advokat hewan, secara umum, adalah salah satu cara paling efektif untuk membantu orang mencapai kesuksesan, terlepas dari motivasi utama mereka untuk menjadi vegan/vegetarian.

Related Posts
-
-
Menjadi Vegan Atau Vegetarian: Motivasi dan Pengaruh
Tujuan kajian ini adalah untuk menyediakan data yang kukuh untuk penyokong tentang cara membantu veg*n baharu mengekalkan perubahan gaya hidup mereka. Ini adalah laporan kedua dalam siri tiga bahagian yang akan dikeluarkan daripada kajian ini. READ MORE
Jo AndersonDecember 8, 2021
-
-
Menjadi Vegan atau Vegetarian: Hambatan dan Strategi Menuju Sukses
Ini merupakan laporan ketiga dan terakhir dalam seri kami yang menjelaskan hasil studi longitudinal Faunalytics tentang vegan dan vegetarian baru (vegan dan vegetarian). READ MORE
Jo AndersonSeptember 7, 2022
-
-
Menjadi Vegan Atau Vegetarian: Banyak Jalan Menuju Satu Tujuan
Studi ini adalah salah satu upaya pertama untuk melacak perubahan diet dini dalam jangka waktu yang cukup lama. Laporan awal ini memberikan pandangan tentang orang-orang yang berkomitmen untuk menjadi vegan/vegetarian dan bagaimana mereka melakukannya di “dunia nyata”, di luar konteks kampanye advokasi. READ MORE
Jo AndersonJune 30, 2021
